Kapal Perang TNI AL Selamatkan Seorang Pria Terombang-ambing di Laut Natuna

NATUNA – TNI AL berhasil menyelamatkan terhadap sebuah kapal nelayan asal Natuna di Perairan Laut Natuna. Kapal nelayan tersebut mengalami kerusakan mesin dan sempat terombang-ambing selama lebih dari 8 jam. Komandan KRI Kapitan Pattimura-371, Letkol Laut (P) Valentino Pasalbessy mengatakan bahwa nelayan asal Natuna itu melepaskan bajunya guna memberikan isyarat untuk mendapatkan pertolongan. Kapal nelayan tersebut mengalami kerusakan mesin di Laut Natuna Utara atau 7 NM dari daratan Tenggara Pulau Bunguran.
“Dia melambaikan tangannya dan melepaskan bajunya untuk mendapat pertolongan,” ujarnya, Kamis (20/1/2022).
Saat itu, KRI Kapitan Pattimura-371 yang melaksanakan patroli di Laut Natuna Utara langsung mendekati kapal nelayan tersebut. Akibat gelombang yang cukup tinggi hingga 2 meter dan kecepatan angin mencapai 25-30 Knot, evakuasi mengalami kesulitan.
“Kita langsung manuver balik arah. Kemudian berhasil mengevakuasi meski gelombang cukup tinggi,” katanya.
Nelayan yang berhasil dievakuasi itu selanjutnya diserahkan ke Pangkalan TNI AL (Lanal) Ranai untuk diperiksa kesehatannya, Kamis (20/01/2022) siang tadi. Serah terima nelayan ditandai dengan penandatanganan dokumen antar Komandan Lanal Ranai dan Komandan KRI Kapitan Pattimura-371.
Komandan Lanal Ranai, Kolonel Laut (P) Dofir menghimbau kepada para nelayan untuk mengurangi kegiatan di Laut Natuna Utara. Pasalnya saat ini sedang musim angin utara dengan gelombang yang sangat tinggi. Para nelayan juga diminta untuk membawa alat keselamatan saat melaut seperti baju pelampung dan alat komunikasi.
“Saya mengimbau kepada para nelayan di Natuna untuk membawa alat-alat keselamatan. kalau bisa jangan melaut dulu karena musim angin utara,” kata Kolonel Laut (P) Dofir.
Nelayan yang diketahui bernama Herman Sugiarto (24) itu mengaku terombang ambing di laut sekitar 8 jam. Ia berangkat dari rumah pada Rabu pagi.
Namun saat di laut, kapal miliknya mengalami kerusakan mesin hingga pukul 17:00 WIB. Dia sempat bertemu dengan nelayan lainnya untuk meminta pertolongan, tapi nelayan tersebut diduga tidak mengetahui peristiwa yang dialaminya. Saat itu dia melihat KRI Kapitan Pattimura-371 lalu melambaikan tangan dan melepaskan baju untuk memberi isyarat agar dapat diselamatkan.
“Terima kasih kepada KRI dan TNI AL karena sudah menyelamatkan saya. Saya sempat takut karena gelombang sangat tinggi,” pungkasnya.
Setelah tiba di Ranai, nelayan itu diserahkan ke orangtuanya. Atas peristiwa tersebut, Komandan Guspurla Koarmada I berpesan kepada setiap Komandan KRI bahwa sudah menjadi tanggung jawab setiap prajurit dalam melaksanakan misi kemanusiaan seperti evakuasi, penyelamatan, dan lainnya. Hal tersebut sudah tertanam dalam sapta marga dan delapan wajib TNI.